FEATURED PRODUCTS
OUR CATEGORIES
OUR BESTSELLERS
CUSTOMERS REVIEWS
OUR LATEST NEWS
Perjalanan Sepatu dari Jaman Batu
Sepatu kulit tertua dari zaman batu mengawali tren alas kaki. Tak hanya berfungsi sebagai pelindung kaki tapi juga penunjang penampilan.
Tak ada sepasang sepatu tertentu yang menadai awal sejarah alas kaki. Pasalnya, bentuk sepatu yang berbeda digunakan untuk iklim dan medan yang berbeda. Di wilayah utara misalnya, alas kaki terbuat dari kulit tebal dan dilengkapi dengan bulu juga jerami agar hangat. Sementara di wilayah selatan, sebagian besar alas kaki terbuat dari daun kelapa atau serat papirus.
Awalnya, orang-orang membutuhkan alas kaki untuk melindungi kaki mereka. Lambat laun, alih-alih hanya soal kebutuhan praktis, manusia memakai sepatu lebih karena untuk mengikuti tren mode.
Adapun kebiasaan memakai sepatu ini kemungkinan besar sudah jauh lebih lama dibanding temuan sepatu tertua yang kini ada. Mengutip National Geographic, buktinya adalah fosil manusia berusia 40.000 tahun yang punya tulang jari kaki lemah. Itu bisa dianggap sebagai pertanda kemungkinan munculnya kebiasaan memakai alas kaki.
- Sepatu Oetzi
Di Pegunungan Alpen, Austria pada 1991 para arkeolog menemukan manusia mumi bernama Oetzi. Ia berasal dari zaman batu, diperkirakan meninggal sekira 5.300 tahun yang lalu. Menariknya, ia masih mengenakan sepatu kulitnya.Sepatu itu nampaknya dirancang untuk berjalan melintasi salju. Ia pun kedap air dan bersol lebar. Solnya terbuat dari kulit beruang. Bagian atasnya dari kulit rusa. Lalu bagian jaring-jaringnya dibuat dari kulit pohon. Jerami diletakkan di sekeliling kaki di dalam sepatu, sehingga fungsinya mirip kaus kaki modern. Jahitannya kecil dan tidak terlalu bisa diandalkan mengingat alat yang dimiliki orang pada saat itu. - Sepatu Kulit Armenia
Sepatu kulit tertua ditemukan ketika penggalian arkeologis di Gua Armenia. Sepatu ini ditemukan dalam kondisi masih baik. Perhitungan tanggal radiokarbon menunjukkan sepatu ini berasal dari sekira 3.500 SM, yaitu masa logam Armenia.Ditemukan dalam kondisi terisi rumput, bentuknya nampak seperti moccasin, yaitu sepatu tanpa hak yang terbuat dari bahan kulit bertekstur lembut. Begitu pula sepatu ini terbuat dari sepotong kulit sapi. Pada bagian depan dan tumit terdapat jahitan dari tali kulit.Ketika dipakai, ia menutup area tumit dan kaki. Sepatu itu bisa milik laki-laki atau perempuan, karena tak cukup banyak yang diketahui tentang kaki orang Armenia pada masa itu. Jika dibandingkan ukuran kaki modern, lebih mirip milik perempuan, yaitu 7 dalam ukuran AS.
- Sepatu Mesir
Sepatu terbuka datar berbentuk perahu ini terbuat dari anyaman buluh. Talinya juga terbuat dari buluh yang panjang dan tipis, yang ditutupi oleh potongan buluh yang lebih lebar. Bentuk sepatu praktis dari masa Mesir Kuno 1550 SM ini berlanjut dengan gaya yang sama pada abad ke-19. - Sepatu Rami
Berasal dari 68-56 SM, sepatu ini terbuat dari beberapa lapisan tanaman rami yang dijahit bersama dengan cara yang mirip dengan teknik perca atau quilting. Jahitan juga memiliki fungsi dekoratif. Ini adalah salah satu dari beberapa sepatu yang ditemukan pada penggalian arkeologis di jalur sutra kuno, Dunhuang utara, Tiongkok. Contohnya juga dapat dilihat pada kaki tentara terakota Xi’an. - Sepatu Bebat Kaki
Sepatu mungil semacam ini pernah dipakai perempuan di lingkungan kekaisaran Tiongkok paling tidak sejak masa Dinasti Song abad ke-10 M. Sejak kecil kaki mereka dibebat agar pertumbuhan kaki terhambat dan tetap berukuran 8 cm. Pembebatan kaki menjadi hal biasa pada wanita dengan status sosial yang lebih tinggi. Praktik ini kemudian dilarang pada 1911. - Poulaine
Pada abad ke-12 para perajin sepatu Eropa mulai membuat sepatu berujung lancip. Gaya sepatu ini populer disebut poulaine. Mereka memiliki ujung runcing yang sangat sempit dan terbuat dari kulit. Bentuknya makin ekstrim pada akhir abad ke-14. Mereka memakai sepatu sempit yang ujungnya lancip mengarah ke atas.
Kala itu banyak orang menjadi korban mode. Sebagian bangsawan berpesta dengan sepatu yang begitu panjang dan sempit, hingga mereka terpaksa menalikan ujung sepatu di pita elastis yang dipasang di sekitar lutut mereka. Di lingkungan istana Inggris terutama, kaum bangsawannya begitu ekstrem mengikuti gaya ini. Akibatnya, mereka sulit berjalan. Itu sampai membuat dikeluarkannya aturan yang mengatur panjang sepatu. - Sepatu Ujung Bulat
Pada awal 1500-an, di Inggris bisa ditemukan beraneka macam bentuk sepatu. Namun, sepatu berujung kotak adalah yang terpopuler. Namun, beda untuk anak-anak, bentuk sepatu mereka berujung bundar, seringnya berbahan kulit, dengan satu tali pengait di bagian atas melintang dari sisi satu ke sisi lainnya. Model sepatu ini hingga kini masih dijumpai, khususnya sebagai model sepatu anak-anak. - Sepatu Cocor Bebek
Pada abad ke-16 sepatu menjadi lebih pendek dengan ujung yang lebih bulat, dan model sepatu cocor bebek masuk ke pentas mode. Contohnya, pada lukisan dari 1536 menampilkan Raja Henry VIII dari Inggris berpose dengan mode busana paling mutakhir saat itu. Ia mengenakan sepatu cocor bebek dengan lapis atas berpola sayatan. Sepatu ini diberi bantalan agar bentuk tetap lebar. - Sepatu Hak Tinggi
Selama periode Renaisans, raja-raja di Eropa sering memakai sepatu berhak sangat tinggi untuk menunjukkan supremasi mereka. Mereka juga bisa tetap berjalan anggun di atas kubangan air, karena tinggi hak sepatu mereka terkadang bisa mencapai 30 cm.
Sepatu ini adalah prototipe sepatu platform modern. Raja Louis XIV dari Prancis disebut-sebut memainkan peran penting yang membuat sepatu berhak tinggi popular. - Chopine
Chopine adalah jenis platform untuk perempuan yang populer pada abad ke-15, 16, dan 17 M. Chopine populer dipakai di Venesia oleh pelacur hingga perempuan ningrat sejak 1400-an hingga 1700-an.Awalnya sepatu ini digunakan sebagaimana bakiak, yaitu untuk melindungi sepatu dan pakaian dari lumpur dan tanah jalanan. Selain fungsi praktisnya, tinggi hak chopine menjadi petunjuk simbolik bagi status sosial si pemakai. Semakin tinggi sepatunya, makin tinggi statusnya.Selama era Renaissance, chopine menjadi barang mahal. Beberapa tingginya bisa lebih dari 50 cm. Pada 1430, ketinggian chopine pun dibatasi oleh hukum Venesia hingga tiga inci. Namun aturan ini diabaikan.
- Gaya Barok (Baroque)
Sebagai kesenian, aliran ini berkembang di Eropa sekira abad ke-16 hingga abad ke-18. Ini ditandai dengan gaya yang kompleks dan kecenderungan akan keagungan dan kemewahan.Gaya ini pun mempengaruhi mode, khususnya model sepatu. Bahan beludru, satin, sutra, hiasan berbunga-bunga dan batu permata mewarnai sepatu-sepatu pada era ini. Itu baik yang dikenakan laki-laki maupun perempuan. Keterampilan hebat pun dibutuhkan bagi para pembuat sepatu. Tak ada produk masak pada era ini, karena masing-masing sepasang sepatu dibuat dengan tangan.Khususnya ketika Charles II dikembalikan ke takhta pada 1660 muncul lagi perubahan mode. Sepatu berhak merah menjadi populer di Inggris. Terutama, gaya sepatu ini untuk menunjukkan status, baik untuk perempuan maupun pria. - Sepatu Bot Kulit
Selama abad ke-18, Perang Napoleon berlangsung. Namun begitu perang berlalu, pada abad ke-19 model sepatu menjadi lebih praktis. Ini pun kemudian membedakan model sepatu laki-laki dan perempuan dan menandai berakhirnya sepatu berhak tinggi bagi laki-laki karena model itu lebih disukai perempuan. Sementara laki-laki lebih suka yang praktis, seperti sepatu bot kulit. - Sepatu Trendi
Tren baru muncul pada paruh kedua abad ke-20 dengan melejitnya budaya pop Amerika yang dikaitkan dengan keinginan untuk menjadi berbeda, unik dan menjadi bagian dari subkultur tertentu. Bahan baku yang lebih murah, struktur baru dan gaya hidup yang berbeda mengubah citra pria dan wanita. Alas kaki yang mewah dan berkualitas tinggi diubah oleh alas kaki yang trendi dan selalu berubah warna. Aktor dan penyanyi Hollywood sangat mempengaruhi popularitas dari model sepatu tertentu. Band The Beatles misalnya, mempopulerkan sepatu Chelsea, aktris Audrey Hepburn mempopulerkan sepatu kitten heels.
Cara Membedakan Kulit Asli dan Imitasi
Membedakan sepatu kulit antara yang asli dan palsu sejatinya tidak mudah. Bahkan kekeliruan sedikit saja bisa merugikan Anda dari segi penampilan serta buruknya kualitas item.
Pada dasarnya, sepatu kulit merupakan salah satu alas kaki yang berfungsi melindungi kaki saat berjalan. Namun kini fungsinya juga telah berubah, menjadi bagian dari gaya hidup pria alias fashion dan melambangkan strata sosial terutama bagi kaum hawa.
Sekarang sudah banyak pilihan sepatu kulit beredar di pasaran. Hal ini tentu membuat MALEnials harus lebih jeli membedakan sepatu kulit asli dan palsu. Pasalnya, tidak semua sepatu kulit yang terpampang betul-betul original.
Berkaitan akan hal tersebut, kami membeberkan sedikit tips bagaimana membedakan sepatu kulit yang hendak Anda beli, apakah memang asli atau justru palsu. Berikut ulasannya.
- Diraba
Cara pertama yang cukup mudah guna mengetahui keaslian sepatu kulit adalah diraba. Kulit asli kalau diraba akan terasa kasar, karena ada pori-pori tempat bertumbuhnya bulu, bahkan kulit paling halus sekalipun terasa sedikit kasar. Jika setelah Anda pegang kulit sepatu terasa sangat halus, Anda wajib menaruh curiga karena besar kemungkinan bahannya kulit sintetis.
- Perhatikan motif
Bahan kulit asli memiliki motif tidak beraturan. Ada bagian halus, ada pula yang berkerut. Berbeda dengan kulit sintetis, di mana hampir semuanya bermotif sama karena pada umumnya hasil buatan pabrik punya motif serupa.
- Cium bau sepatunya
Poin penting berikutnya, cari tahu dari baunya. Sepatu kulit asli punya aroma kulit seperti dalam proses penyamakan. Sedangkan sepatu berkulit sintetis akan tercium aroma tidak sedap dan menyengat seperti karet.
- Perhatikan harga
Anda pernah mendengar istilah “ada harga ada rupa”? Itu juga berlaku ketika Anda hendak membeli sepatu kulit. Perhatikan harga yang dicantumkan. Harga sepatu kulit asli cenderung lebih mahal dibandingkan sepatu kulit sintetis atau palsu. Perbedaannya bisa sampai dua atau tiga kali lipat, bahkan lebih.
- Dibakar
Tips termudah dalam membedakan sepatu kulit asli dan sintetis atau palsu yakni ketika kulitnya dibakar. Namun ada baiknya Anda mempertimbangkan opsi ini sebagai opsi terakhir. Sepatu kulit asli membutuhkan waktu lebih lama ketika dibakar dan berubah menjadi abu. Beda halnya dengan sepatu kulit palsu yang akan langsung meleleh seperti plastik saat dibakar.
Kelima tips di atas adalah cara mudah bagi Anda guna membedakan sepatu kulit asli atau palsu sebelum Anda membelinya. Semoga setelah ini Anda tidak salah memutuskan lagi.
Mengenal Jenis Kulit untuk Sepatu
Kita tentu sering melihat dan menggunakan Sepatu Kulit, namun sudah tahukah Anda jenis bahan kulit yang digunakan untuk sepatu kulit yang Anda punya. Ada berbagai macam jenis kulit yang digunakan untuk bahan sepatu kulit. Berikut ini kita akan membahas satu persatu Jenis Kulit Untuk Bahan Sepatu Kulit.
- Finish Leather (Full Grain)
Adalah jenis bahan kulit yang di proses secara utuh tanpa mengubah atau memodifikasi struktur permukaan kulit bawaanya. Sehingga motif permukaan pori-pori kulit (grain) masih terlihat alami atau natural, sehingga tekstur kulit binatang masih terlihat cukup jelas. Jenis kulit Finish Leather adalah jenis kulit yang umum digunakan pada sepatu kulit yang beredar di pasaran. - Pull-Up Leather
Jenis kulit Pull-Up (Pull-Up Leather) adalah proses pengolahan lanjutan dari jenis kulit Finish Leather. Pada jenis kulit pull-up, kulit yang telah selesai di proses menjadi finish leather kemudian ditarik melar sehingga didapatkan kulit yang lebih tipis. Kulit yang lebih tipis akan lebih mudah dibentuk menjadi berbagai jenis bentuk sepatu. Karena proses nya di tarik atau di melarkan, jenis kulit Pull-Up memiliki warna yang sedikit memudar, sehingga memiliki keunikan tersendiri dan memberikan kesan Vintage pada sepatu yang dihasilkan dibandingkan dengan sepatu dengan bahan kulit Finish Leather. - Suede
Jenis kulit Suede adalah jenis bahan kulit yang diproses secara terbalik, yaitu disamak dari bagian dalam kulit binatang. Jenis kulit Suede meiliki tekstur yang lebih lembut. Sepatu dengan bahan jenis kulit Suede umumnya lebih digemari oleh anak-anak muda. Sepatu kulit dengan jenis bahan kulit suede terkesan lebih santai dan tidak formal. Kelemahan sepatu dengan bahan jenis kulit Suede adalah mudah kotor, akan berubah warna jika terkena air, dan jahitanya lebih mudah tertarik. - Nubuck Leather
Jenis bahan kulit yang juga banyak beredar di pasaran adalah jenis bahan kulit Nubuck (Nubuck Leather). Secara kasat mata, jenis bahan kulit Nubuck terlihat sama dengan jenis kulit Suede. Perbedaanya adalah pada proses pembuatanya. Tidak seperti jenis kulit Suede, jenis kulit Nubuck tidak dibuat dari bagian dalam kulit binatang. Melainkan dibuat dari bagian luar kulit binatang, seperti pada Finish Leather. Namun permukaannya dihaluskan menggunakan permukaan yang kasar, sehingga menghasilkan permukaan kulit yang halus seperti pada jenis kulit Suede. Sepatu dengan bahan jenis kulit Nubuck relatif lebih kuat baik jahitan maupun ketahananya dibandingkan sepatu dengan jenis kulit Suede. - Patent Leather (Brush-Off)
Mungkin namanya tidak terlalu familiar di telinga Anda. Namun sepatu dengan bahan jenis kulit Patent Leather cukup banyak beredar di pasaran. Jenis kulit Patent Leather adalah jenis kulit yang diproses dengan dilapisi bahan protektif seperti acrylic. Sehingga menghasilkan jenis kulit yang sangat mengkilap, berwarnana terang, dan licin. Kelebihan sepatu dengan bahan jenis kulit Patent Leather adalah mudah dibersihkan dan selalu terlihat mengkilap. Namun jenis kulit Patent Leather terlihat kurang eksotis karena tampilan permukaan kulit alami nya menghilang.
Beberapa jenis kulit diatas adalah Jenis Kulit Untuk Bahan Sepatu Kulit yang beredar di pasaran. Semoga menambah wawasan kita akan berbagai jenis bahan sepatu kulit. Pilihlah sepatu kulit dengan bahan kulit yang sesuai kebutuhan dan selera Anda.